Sesuai janji gue di postingan sebelumnya, kali ini gue akan bahas mengenai dosen di Jepang. Tapi sebelumnya, perlu gue tegaskan bahwa bukan berarti gue mengeneralisir dosen di sini maupun di Indonesia ya. Ini hanya berdasarkan pengalaman pribadi saja.
Attitude dosen disini yang paling berkesan adalah sikap Rendah Hati. Mereka sangat ahli di bidangnya, tapi itu tidak membuat mereka memandang rendah mahasiswanya. Berikut beberapa kejadian yang bikin gue terharu dan speechless :
- Mengucapkan kata terima kasih. Kata yang sederhana, namun susah di ucapkan bagi orang yang tinggi hati. Tapi selama kuliah disini, gue sering banget menerima ucapan terima kasih dari dosen. Bahkan untuk hal yang remeh aja, mereka ngucapin terima kasih. Jadi waktu itu pas gue mau ngumpulin jawaban ujian, gue streples sendiri kertas jawaban gue karena ada beberapa lembar. Pas liat itu, dosen gue langsung bilang makasih. Omg, gue langsung bengong donk dan jadi nge-fans ama dia hahahaha. Padahal dia itu ahli banget di bidangnya, jadi narasumber di tv, dan tulisan dia ada di mana-mana. Tapi dia tetap mau menghargai tindakan gue yang sangat sangat sepele untuk dia. Trus gue juga sering nerima ucapan terima kasih dari dosen pembimbing gue. Contohnya "terima kasih sudah memilih saya jadi advisor", padahal kan gue yang ngarep bangeet di bimbing ama dia, "terima kasih sudah datang", padahal kan gue yang butuh dia untuk bimbingan.
- Mengucapkan kata maaf. Sama seperti kata terima kasih, susah juga bagi sebagian orang untuk di ucapkan. Tapi dosen disini ga pernah sungkan untuk bilang maaf kalo telat, kalo belum bisa jawab pertanyaan mahasiswa, kalo ngerasa ga maksimal bantu mahasiswa, kalo tiba-tiba hp-nya bunyi di kelas. Jadi inget dulu pas S1, mahasiswa dah lamaaaa pake banget nunggu dosen untuk bimbingan, ga ada tuh kata maaf dari mereka. Bahkan sering dengan seenaknya aja mendadak batalin janji padahal mahasiswa dah ngejer-ngejer tu dosen ampe kampus lain. Ga ada kata maaf dan ga ada rasa bersalah. Merasa kita yang butuh. Beda ama dosen disini, bagi mereka ketika dipilih jadi advisor maka mereka akan sepenuhnya bertanggung jawab dan melayani mahasiswanya. Ga perlu harus ketemu langsung, bimbingan via email pun ga apa-apa.
- Perhatian. Gue selama S1 dulu ga pernah ya diperhatikan dosen, inget gue aja kayaknya ga mungkin hahahaha. Aku mah apa atuh, hanya mahasiswa
. Tapi beda pas disini, mereka perhatian dan mau nolong mahasiswanya. Waktu itu dikelasnya, profesor A ngasih tau ada konferensi internasional di Tokyo. Dia nyuruh kami untuk ngirim tulisan. Gue tertarik dan coba kirim tulisan gue. Ternyata lolos seleksi. Kemudian yang bikin gue terharu adalah ketika profesor itu bilang "tulisan kamu lolos seleksi, selamat ya. Dan kamu tidak usah bayar registration fee, kamu tinggal bilang saja pada panitia kalau kamu mahasiswa saya". Sumpah gue speechless dan pengen nangis saat itu. Gimana gue ga terharu, karena tanpa bantuan beliau maka gue harus bayar registration fee sebesar 3 jutaan rupiah. Itu kan mahal banget. Trus ada lagi, tahun depannya gue pengen ikut lagi konferensi. Trus bilang ke profesor B kalo gue butuh masukan dia untuk tulisan gue. Ternyata dia bilang, dia ga terlalu paham topik tulisan gue, dia merasa bukan ahlinya. Tapi kemudian dia malah bantuin gue nyari orang yang lebih ahli. Dia bahkan nemenin gue cari data ke salah satu Kementerian disini. Padahal profesor B ini adalah salah satu dosen senior di kampus gue, terkenal di bidangnya, dan jadi nara sumber kemana-mana. Tapi dia mau meluangkan waktunya yang gue tau sangat padat itu untuk nemenin gue cari data. Nemenin gue doank, naik kereta, jalan kaki cari data. Kalo gue pikir-pikir, apa untungnya bagi dia kan. Trus saat konferensi, yang presentasi kan banyak dan dibagi perkelompok. Dan ternyata tanpa gue kasih tau jadwal gue, tiba-tiba 10 menit sebelum gue presentasi dia masuk ke ruangan untuk liat gue presentasi. kebetulan dia juga ikut karena memang jadi keynote speaker disana. Sumpah ini bikin gue terharu, walau jadi tambah deg-degan karena takut mengecewakan dia tapi bikin gue jadi tambah semangat. Dan tentunya tak lupa setelah gue presentasi, dia kasih selamat dengan senyum sumringah. Omg, makasih banyak sensei. Tanpa bantuan dia, ga mungkin gue bisa nyelesain tulisan gue. Sensei, kamu baik banget. Lagi dan lagi gue terharu dan pengen nangis
Ya begitulah beberapa contoh sikap dosen disini yang bikin gue salut, terharu, makin cinta dan nge-fans ama mereka. Sikap rendah hati mereka sangat patut untuk di contoh. Ilmu padi benar-benar sudah mendarah daging dalam diri mereka. Mereka ahli dibidangnya, tapi ga pernah merasa paling benar. Selalu memberi kesempatan mahasiswa untuk diskusi dan tukar pikiran dengan mereka. Jadi bagi kita yang belum apa-apa tapi udah pongah dan pamer, mestinya malu donk yaa. Belum pantas untuk kita tinggi hati, karena masih banyak orang yang posisinya di atas kita namun tetap rendah hati.