Kamis, 12 Maret 2015

Rendah Hati Bukan Berarti Rendah Diri

Weekend kemaren gue di undang makan di rumah temen. Ga cuma gue aja, tapi ada beberapa temen yang lain juga ikut. Semestinya gue bakal happy di acara itu. Makan dan ngobrol bareng temen-temen merupakan hal yang asik bukan. Tapi sayangnya, acara kemaren kurang gue nikmati. Bukan masalah makanan atau pun tuan rumahnya tapi karena gue harus kumpul dengan orang-orang yang bikin gue ga nyaman aja.

Alasan utama gue ga nyaman dengan mereka adalah attitude-nya. Mereka menguasai obrolan dengan bahan pembicaraan tentang bagaimana hebatnya mereka, bagaimana gaulnya mereka, dan bagaimana kerennya mereka. Karena jenjang pendidikan gue di bawah mereka, jadi gue yang menurut mereka hanya S2 di pandang sebelah mata saja. Hanya mereka yang tau segalanya, sedangkan gue bukan siapa-siapa. Maunya mereka di dengar, tapi tidak mau mendengar. Jadi sepanjang hari gue lebih banyak diam dan mengamati saja. Walau kadang ingin juga mendebat karena apa yang mereka bicarakan salah, tapi akhirnya gue lebih milih diam. 

Karena menurut gue, cara paling baik menghadapi orang-orang seperti itu ya diam saja. Berikan panggungnya pada mereka, cukup kita jadi penonton saja. Kalo kita mencoba membantah mereka lalu bikin mereka malu, itu malah ga baik. Ya pastinya butuh kesabaran ekstra ya, apalagi kalo denger cerita yang udah bikin eneg, tapi percuma dan buang energi aja ngeladeni orang seperti itu. 

Dalam pengamatan gue seharian itu, ada rasa miris ketika melihat mereka. Karena kebetulan profesi mereka adalah dosen. Sayang aja liat tenaga pendidik tapi punya atttidue ingin selalu disanjung dan di hargai. Rasanya sayang sekali jika mereka udah jauh-jauh kuliah kesini tapi tidak bisa menyerap nilai-nilai lokal yang positif. Contohnya rendah hati, itu yang paling berkesan bagi gue dari dosen-dosen disini. Ntar akan gue ceritain lebih lanjut mengenai dosen disini di posting gue berikutnya deh.

Gue ingat pesan seseorang, "kita kuliah di Jepang ga cuma sekedar menimba ilmunya saja, tapi juga harus bisa menyerap nilai-nilai lokal yang baik seperti tepat waktu, disiplin, bersungguh-sungguh, dan rendah hati". Kalo cuma sekedar mencari ilmu, kuliah di dalam negeri juga ga kalah kok dari segi materi. Tapi nilai plus dari kuliah di luar negeri adalah kita jadi dapat pengalaman lebih, punya teman dari berbagai negara dan bantu kita untuk berpikiran lebih luas. Dan semestinya membuat kita makin sadar bahwa "kita bukan siapa-siapa jika di banding orang lain". Masih banyak orang lain di luar sana yang jauuh lebih pintar.

Bukan berarti gue nyuruh untuk rendah diri ya, tapi dengan menyadari bahwa masih ada yang di atas kita maka bisa bantu kita untuk tetap rendah hati. Ga sombong. Masak ilmu baru secuil gitu tapi udah berasa paling expert aja. Malu kan sama kucing heheheheh. Semakin banyak belajar, semakin kita sadar bahwa masih banyak yang kita ga tau.

Gue suka miris liat orang yang lulusan dari LN yang berjalan pongah lalu bilang "gue lulusan LN nih, jadi gue pantas di gaji lebih besar, jadi gue pantas dikasih jabatan yang tinggi". Aduuuh pengen rasanya gue lempar bakiak ke orang kayak gitu. Belum apa-apa udah menuntut hak-nya, padahal belum tentu pantas untuk menerima.

Padahal menurut gue, kalo lo lulusan LN maka beban dipundak lo lebih berat. Apalagi kalo lo dikuliahin pake beasiswa, maka bebannya berlipat ganda. Ketika udah lulus, maka pertanyaan yang ditanamkan di benak adalah "apa nih bisa gw berikan untuk negara?". Masak lo udah dikuliahin gratis tapi malah ga punya manfaat sama sekali. Apa kata dunia?

Jadi kalo kalian udah merasa jadi orang paling keren dan hebat hanya karena kuliah di LN dan punya pendidikan lebih tinggi, maka mending benturin dulu kepalanya sendiri biar sadar. Kalo belum bisa memberi manfat buat sekitar, kalo belum berkinerja lebih baik, kalo belum menunaikan kewajibannya dengan baik, maka mending diam dan ngaca dulu deh. Malu lah, karena diluar sana banyak sekali orang-orang yang dari segi pendidikan jauh dibawah kalian dan dari segi status sosial mungkin bukan siapa-siapa bagi kalian, tapi mereka mampu bersumbangsih kepada negara.

Susah memang untuk selalu rendah hati. Ga munafik, gue pun kadang pengen pamer ini itu. Tapi ya pandai-pandai kita lah ngontrol diri. Sering lah melihat ke atas, bahwa di sana masih banyak yang lebih pintar dari kita. Apalagi jika di banding dengan yang Maha Tahu, jelas kita bukan siapa-siapa kan.

Berkaca dari pengalaman weekend kemaren, gue berdoa semoga diri ini jauh dari sifat sombong. Gue tau rasanya di remehin orang dan tau rasanya ga di anggap. Jadi jangan ngelakuin hal yang sama ke orang lain. Ga perlu lo berkoar-koar tentang gimana hebatnya lo. Cukup buktikan saja dengan tindakan, maka orang lain pun akan mengakui kehebatan lo kok. Selain itu, menjadi rendah hati bukan berarti lo menurunkan harga diri lo. Tapi dengan rendah hati, menjadikan kita pribadi yang haus belajar. Dan gue yakin, orang lain pasti akan jadi lebih respect. 

Jadi ingat, kemaren itu orang tua gue memberi ucapan selamat atas lulusnya gue. Disana ada terselip pesan "semoga selalu rendah hati nak". Gw terenyuh baca pesan mereka. Karena diantara puluhan ucapan selamat dari teman-teman yang bikin gue terbang tinggi, maka pesan mereka lah yang kemudian mampu  menarik gue untuk kembali menginjakkan kaki di tanah. Ya dari dulu memang mereka selalu tak lupa kasih nasehat agar gue menerapkan ilmu padi.

“Jadilah seperti padi, semakin berisi semakin merunduk”
 
Sebuah pepatah singkat namun penuh makna. Semoga gue selalu ingat dan menerapkannya ^_^


4 komentar:

Husnul Khotimah mengatakan...

Semangat Uni... suka dengan tulisan ini. Padahal, sebaik-baik orang itu bukan yang berpendidikan tinggi ya.. tapi manfaatnya untuk orang lain. Punya pendidikan tinggi tapi gak bermanfaat buat orang lain, ya buat apa hehehe

Uni Ella mengatakan...

@husnul khotimah
iyaa...belajar berarti meningkatkan kapasitas diri supaya bisa menjadi manusia yg lebih baik lagi :D

sitta mengatakan...

Inshaa Allah uni Ella bukan orang seperti itu. Apalagi ada orang terdekat yang mengingatkan. Semoga ilmu yang diperoleh bermanfaat ya un, buat tabungan yg ga berhenti kelak. Peluuuuk..

Uni Ella mengatakan...

peluk my dear sitta :hugs:

makasih saaay...
aamiin..semoga hati ini tetap rendah....semoga diri ini selalu memberi manfaat bagi sekitar :)

Posting Komentar