Rabu, 18 Maret 2015

Dosen di Jepang

Sesuai janji gue di postingan sebelumnya, kali ini gue akan bahas mengenai dosen di Jepang. Tapi sebelumnya, perlu gue tegaskan bahwa bukan berarti gue mengeneralisir dosen di sini maupun di Indonesia ya. Ini hanya berdasarkan pengalaman pribadi saja. 

Attitude dosen disini yang paling berkesan adalah sikap Rendah Hati. Mereka sangat ahli di bidangnya, tapi itu tidak membuat mereka memandang rendah mahasiswanya. Berikut beberapa kejadian yang bikin gue terharu dan speechless :

  1. Mengucapkan kata terima kasih. Kata yang sederhana, namun susah di ucapkan bagi orang yang tinggi hati. Tapi selama kuliah disini, gue sering banget menerima ucapan terima kasih dari dosen. Bahkan untuk hal yang remeh aja, mereka ngucapin terima kasih. Jadi waktu itu pas gue mau ngumpulin jawaban ujian, gue streples sendiri kertas jawaban gue karena ada beberapa lembar. Pas liat itu, dosen gue langsung bilang makasih. Omg, gue langsung bengong donk dan jadi nge-fans ama dia hahahaha. Padahal dia itu ahli banget di bidangnya, jadi narasumber di tv, dan tulisan dia ada di mana-mana. Tapi dia tetap mau menghargai tindakan gue yang sangat sangat sepele untuk dia. Trus gue juga sering nerima ucapan terima kasih dari dosen pembimbing gue. Contohnya "terima kasih sudah memilih saya jadi advisor", padahal kan gue yang ngarep bangeet di bimbing ama dia, "terima kasih sudah datang", padahal kan gue yang butuh dia untuk bimbingan. 
  2. Mengucapkan kata maaf. Sama seperti kata terima kasih, susah juga bagi sebagian orang untuk di ucapkan. Tapi dosen disini ga pernah sungkan untuk bilang maaf kalo telat, kalo belum bisa jawab pertanyaan mahasiswa, kalo ngerasa ga maksimal bantu mahasiswa, kalo tiba-tiba hp-nya bunyi di kelas. Jadi inget dulu pas S1, mahasiswa dah lamaaaa pake banget nunggu dosen untuk bimbingan, ga ada tuh kata maaf dari mereka. Bahkan sering dengan seenaknya aja mendadak batalin janji padahal mahasiswa dah ngejer-ngejer tu dosen ampe kampus lain. Ga ada kata maaf dan ga ada rasa bersalah. Merasa kita yang butuh. Beda ama dosen disini, bagi mereka ketika dipilih jadi advisor maka mereka akan sepenuhnya bertanggung jawab dan melayani mahasiswanya. Ga perlu harus ketemu langsung, bimbingan via email pun ga apa-apa. 
  3. Perhatian. Gue selama S1 dulu ga pernah ya diperhatikan dosen, inget gue aja kayaknya ga mungkin hahahaha. Aku mah apa atuh, hanya mahasiswa . Tapi beda pas disini, mereka perhatian dan mau nolong mahasiswanya. Waktu itu dikelasnya, profesor A ngasih tau ada  konferensi internasional di Tokyo. Dia nyuruh kami untuk ngirim tulisan. Gue tertarik dan coba kirim tulisan gue. Ternyata lolos seleksi. Kemudian yang bikin gue terharu adalah ketika profesor itu bilang "tulisan kamu lolos seleksi, selamat ya. Dan kamu tidak usah bayar registration fee, kamu tinggal bilang saja pada panitia kalau kamu mahasiswa saya". Sumpah gue speechless dan pengen nangis saat itu. Gimana gue ga terharu, karena tanpa bantuan beliau maka gue harus bayar registration fee sebesar 3 jutaan rupiah. Itu kan mahal banget. Trus ada lagi, tahun depannya gue pengen ikut lagi konferensi. Trus bilang ke profesor B kalo gue butuh masukan dia untuk tulisan gue. Ternyata dia bilang, dia ga terlalu paham topik tulisan gue, dia merasa bukan ahlinya. Tapi kemudian dia malah bantuin gue nyari orang yang lebih ahli. Dia bahkan nemenin gue cari data ke salah satu Kementerian disini. Padahal profesor B ini adalah salah satu dosen senior di kampus gue, terkenal di bidangnya, dan jadi nara sumber kemana-mana. Tapi dia mau meluangkan waktunya yang gue tau sangat padat itu untuk nemenin gue cari data. Nemenin gue doank, naik kereta, jalan kaki cari data. Kalo gue pikir-pikir, apa untungnya bagi dia kan. Trus saat konferensi, yang presentasi kan banyak dan dibagi perkelompok. Dan ternyata tanpa gue kasih tau jadwal gue, tiba-tiba 10 menit sebelum gue presentasi dia masuk ke ruangan untuk liat gue presentasi. kebetulan dia juga ikut karena memang jadi keynote speaker disana. Sumpah ini bikin gue terharu, walau jadi tambah deg-degan karena takut mengecewakan dia tapi bikin gue jadi tambah semangat. Dan tentunya tak lupa setelah gue presentasi, dia kasih selamat dengan senyum sumringah. Omg, makasih banyak sensei. Tanpa bantuan dia, ga mungkin gue bisa nyelesain tulisan gue. Sensei, kamu baik banget. Lagi dan lagi gue terharu dan pengen nangis  
Ya begitulah beberapa contoh sikap dosen disini yang bikin gue salut, terharu, makin cinta dan nge-fans ama mereka. Sikap rendah hati mereka sangat patut untuk di contoh. Ilmu padi benar-benar sudah mendarah daging dalam diri mereka. Mereka ahli dibidangnya, tapi ga pernah merasa paling benar. Selalu memberi kesempatan mahasiswa untuk diskusi dan tukar pikiran dengan mereka. Jadi bagi kita yang belum apa-apa tapi udah pongah dan pamer, mestinya malu donk yaa. Belum pantas untuk kita tinggi hati, karena masih banyak orang yang posisinya di atas kita namun tetap rendah hati. 

Sekian dulu, semoga tulisan gue bisa di ambil hikmahnya


Minggu, 15 Maret 2015

Miss My Friend

Sepertinya ada yang berubah
Sepertinya ada yang menjauh
Yaa...mungkin aku saja yang terlalu perasa
Mungkin aku saja yang berpikir terlalu jauh
Tapi memang jelas ada yang berbeda

Huuuft...rasanya sedih
Jadi bingung mau bilang apa
Tapi ya sudahlah...
Mungkin saat ini kamu sedang butuh jarak
Mungkin saat ini kamu sedang butuh orang lain, bukan aku
Karena mungkin bagimu aku tak mengerti permasalahan yang sedang kamu hadapi
Maaf jika aku kurang mengerti kamu

Sekarang, lebih baik aku diam saja
Namun aku selalu berharap semoga kamu baik-baik saja
dan berharap suatu saat kamu kembali
Coz i really miss our conversations T_T


Image location : http://www.wordsonimages.com/pics/97216-o.jpg

Jumat, 13 Maret 2015

Happy Birthday



Hai kamu, Happy birthday

Jujur, saat ini aku tak mampu berkata banyak
Karena entah kenapa,
Jika tentang kamu maka duniaku serasa berhenti seketika
Lidah ini seketika kelu, tangan ini seketika kaku
Aku yang biasanya mampu dengan mudahnya berkata indah
Aku yang biasanya lancar menuliskan kata rayuan
Mendadak kehilangan kemampuan
Sel-sel kelabu ku bahkan mogok untuk bekerja
Aku benar-benar tak berdaya ketika berhadapan dengan kamu

Tapi, walau aku tak bisa berkata banyak padamu
Perlu kamu tau
Setiap hari, tanpa harus menunggu hari kelahiranmu
Aku selalu menyebut namamu di setiap doaku
Apa saja doaku?
Cukup aku dan Tuhan saja yang tau
Yang jelas, semua tentang kebaikan
Kebaikan untuk kamu, kita, dan semua ^_^

Image location : http://freehdwalls.net/wp-content/uploads/happy-birthday-heart-love-mood-hd-wallpaper.jpg

Kamis, 12 Maret 2015

Puisi #3 : Teruntuk Kakanda

Kakanda,
Tahukah kamu apa yang menyiksa adinda ketika pagi tiba?
Yaitu ketika sadar bahwa adinda hanya seorang diri disini
Ketika sadar bahwa kakanda jauh disana

Rasa rindu yang menggelayut di hati ini
Semakin hari semakin berat saja kakanda
Sehingga terkadang terasa menyakitkan
Saat ini, satu-satunya obat penawar rindu adalah dengan membaca kembali surat dari kakanda
Surat yang selalu mampu membuat adinda tersenyum kembali

Kakanda,
Baik-baik disana ya
Tolong jaga hatinya hanya untuk adinda seorang














Your body is away from me
But there is a window open from my heart to yours.
From this window,
like the moon I keep sending news secretly.

Rendah Hati Bukan Berarti Rendah Diri

Weekend kemaren gue di undang makan di rumah temen. Ga cuma gue aja, tapi ada beberapa temen yang lain juga ikut. Semestinya gue bakal happy di acara itu. Makan dan ngobrol bareng temen-temen merupakan hal yang asik bukan. Tapi sayangnya, acara kemaren kurang gue nikmati. Bukan masalah makanan atau pun tuan rumahnya tapi karena gue harus kumpul dengan orang-orang yang bikin gue ga nyaman aja.

Alasan utama gue ga nyaman dengan mereka adalah attitude-nya. Mereka menguasai obrolan dengan bahan pembicaraan tentang bagaimana hebatnya mereka, bagaimana gaulnya mereka, dan bagaimana kerennya mereka. Karena jenjang pendidikan gue di bawah mereka, jadi gue yang menurut mereka hanya S2 di pandang sebelah mata saja. Hanya mereka yang tau segalanya, sedangkan gue bukan siapa-siapa. Maunya mereka di dengar, tapi tidak mau mendengar. Jadi sepanjang hari gue lebih banyak diam dan mengamati saja. Walau kadang ingin juga mendebat karena apa yang mereka bicarakan salah, tapi akhirnya gue lebih milih diam. 

Karena menurut gue, cara paling baik menghadapi orang-orang seperti itu ya diam saja. Berikan panggungnya pada mereka, cukup kita jadi penonton saja. Kalo kita mencoba membantah mereka lalu bikin mereka malu, itu malah ga baik. Ya pastinya butuh kesabaran ekstra ya, apalagi kalo denger cerita yang udah bikin eneg, tapi percuma dan buang energi aja ngeladeni orang seperti itu. 

Dalam pengamatan gue seharian itu, ada rasa miris ketika melihat mereka. Karena kebetulan profesi mereka adalah dosen. Sayang aja liat tenaga pendidik tapi punya atttidue ingin selalu disanjung dan di hargai. Rasanya sayang sekali jika mereka udah jauh-jauh kuliah kesini tapi tidak bisa menyerap nilai-nilai lokal yang positif. Contohnya rendah hati, itu yang paling berkesan bagi gue dari dosen-dosen disini. Ntar akan gue ceritain lebih lanjut mengenai dosen disini di posting gue berikutnya deh.

Gue ingat pesan seseorang, "kita kuliah di Jepang ga cuma sekedar menimba ilmunya saja, tapi juga harus bisa menyerap nilai-nilai lokal yang baik seperti tepat waktu, disiplin, bersungguh-sungguh, dan rendah hati". Kalo cuma sekedar mencari ilmu, kuliah di dalam negeri juga ga kalah kok dari segi materi. Tapi nilai plus dari kuliah di luar negeri adalah kita jadi dapat pengalaman lebih, punya teman dari berbagai negara dan bantu kita untuk berpikiran lebih luas. Dan semestinya membuat kita makin sadar bahwa "kita bukan siapa-siapa jika di banding orang lain". Masih banyak orang lain di luar sana yang jauuh lebih pintar.

Bukan berarti gue nyuruh untuk rendah diri ya, tapi dengan menyadari bahwa masih ada yang di atas kita maka bisa bantu kita untuk tetap rendah hati. Ga sombong. Masak ilmu baru secuil gitu tapi udah berasa paling expert aja. Malu kan sama kucing heheheheh. Semakin banyak belajar, semakin kita sadar bahwa masih banyak yang kita ga tau.

Gue suka miris liat orang yang lulusan dari LN yang berjalan pongah lalu bilang "gue lulusan LN nih, jadi gue pantas di gaji lebih besar, jadi gue pantas dikasih jabatan yang tinggi". Aduuuh pengen rasanya gue lempar bakiak ke orang kayak gitu. Belum apa-apa udah menuntut hak-nya, padahal belum tentu pantas untuk menerima.

Padahal menurut gue, kalo lo lulusan LN maka beban dipundak lo lebih berat. Apalagi kalo lo dikuliahin pake beasiswa, maka bebannya berlipat ganda. Ketika udah lulus, maka pertanyaan yang ditanamkan di benak adalah "apa nih bisa gw berikan untuk negara?". Masak lo udah dikuliahin gratis tapi malah ga punya manfaat sama sekali. Apa kata dunia?

Jadi kalo kalian udah merasa jadi orang paling keren dan hebat hanya karena kuliah di LN dan punya pendidikan lebih tinggi, maka mending benturin dulu kepalanya sendiri biar sadar. Kalo belum bisa memberi manfat buat sekitar, kalo belum berkinerja lebih baik, kalo belum menunaikan kewajibannya dengan baik, maka mending diam dan ngaca dulu deh. Malu lah, karena diluar sana banyak sekali orang-orang yang dari segi pendidikan jauh dibawah kalian dan dari segi status sosial mungkin bukan siapa-siapa bagi kalian, tapi mereka mampu bersumbangsih kepada negara.

Susah memang untuk selalu rendah hati. Ga munafik, gue pun kadang pengen pamer ini itu. Tapi ya pandai-pandai kita lah ngontrol diri. Sering lah melihat ke atas, bahwa di sana masih banyak yang lebih pintar dari kita. Apalagi jika di banding dengan yang Maha Tahu, jelas kita bukan siapa-siapa kan.

Berkaca dari pengalaman weekend kemaren, gue berdoa semoga diri ini jauh dari sifat sombong. Gue tau rasanya di remehin orang dan tau rasanya ga di anggap. Jadi jangan ngelakuin hal yang sama ke orang lain. Ga perlu lo berkoar-koar tentang gimana hebatnya lo. Cukup buktikan saja dengan tindakan, maka orang lain pun akan mengakui kehebatan lo kok. Selain itu, menjadi rendah hati bukan berarti lo menurunkan harga diri lo. Tapi dengan rendah hati, menjadikan kita pribadi yang haus belajar. Dan gue yakin, orang lain pasti akan jadi lebih respect. 

Jadi ingat, kemaren itu orang tua gue memberi ucapan selamat atas lulusnya gue. Disana ada terselip pesan "semoga selalu rendah hati nak". Gw terenyuh baca pesan mereka. Karena diantara puluhan ucapan selamat dari teman-teman yang bikin gue terbang tinggi, maka pesan mereka lah yang kemudian mampu  menarik gue untuk kembali menginjakkan kaki di tanah. Ya dari dulu memang mereka selalu tak lupa kasih nasehat agar gue menerapkan ilmu padi.

“Jadilah seperti padi, semakin berisi semakin merunduk”
 
Sebuah pepatah singkat namun penuh makna. Semoga gue selalu ingat dan menerapkannya ^_^


Sabtu, 07 Maret 2015

Musim gugur di Jepang


“Autumn is a second spring when every leaf is a flower.”
 - Albert Camus


Musim gugur adalah musim dimana pohon memberikan pesona terindahnya sebelum menggugurkan diri. Setelah dimasa mudanya memberikan kesejukan, di masa tuanya mereka tak lupa memberikan kenangan terindah bagi lingkungannya. Pesona dedaunan yang berubah wujud menjadi bewarna-warni memang memanjakan mata. Rasanya sayang sekali jika kemudian mereka harus kering lalu gugur dan terbang di bawa angin. 


“Autumn is the hardest season. 
The leaves are all falling, and they're falling like they're falling in love with the ground.”
- Andrea Gibson



Selain itu, musim gugur adalah musim yang paling romantis. Besarnya cinta dedaunan pada tanah, menyebarkan virus cinta pada hati manusia. Hawa yang sejuk dan dedaunan indah yang berguguran adalah perpaduan yang sempurna untuk dijadikan alasan bermesraan dengan pasangan.

Yaaa....musim gugur adalah musim dimana aku dan kamu jadi sering kencan di taman. Kencan yang sederhana memang tapi tetap terasa manis. Kita berjalan bergandengan tangan menyusuri jalan di taman yang dihiasi daun-daun yang berguguran. Bersenda gurau sambil sekali-kali kamu mengusap kepalaku yang kejatuhan daun. Lalu duduk di bangku taman sambil mengamati orang-orang yang lalu-lalang. Mmm walau saat itu kamu lebih banyak membisu, namun genggaman tanganmu mampu menghangatkan suasana. Dan aku paling suka bersandar manja di bahumu yang kekar itu sambil memeluk erat lenganmu. Aaah rasanya nyaman sekali.
Sungguh aku selalu ingin mengulang masa-masa itu. Semoga bisa kita ulang di taman lain, di negara lain dan di tahun lain namun tetap bersama kamu .... Aamiin


Gombalan versi cewek #1

Kalo cowok gombalin cewek itu dah biasa lah ya. Nah biar ga monoton, boleh donk sekarang giliran cewek yang gombalin cowok. Jadi gue bakal posting gombalan-gombalan versi cewek di blog ini. Silahkan dipraktekkin ke cowok incaran atau pasangan masing-masing. Tapi jangan ke pasangan orang lain ya hahahahah.

Eneng : Bang, pekerjaannya jadi sopir angkot ya?
Abang : Enak aja, bukanlah. Kok eneng ngomong gitu?
Eneng : Abis abang suka banget ngetem di hati eneng

Eneng : Bang, jangan sering-sering senyum donk
Abang : Eeeeh kenapa gitu?
Eneng : Ntar eneng bisa sakit diabetes bang. Karena senyum abang manis banget
Abang : Aaah eneng bisa aja

Eneng : Abang suka bawa magnet ya?
Abang : Ga neng, emanngya kenapa?
Eneng : Soalnya tiap liat abang, eneng pengen nempel terus
Abang : Eeaaaa

Eneng : Bang, kartu apa yang paling bagus sinyalnya?
Abang : Kartu A lah, stabil loh neng sinyalnya
Eneng : Salah bang
Abang : Oiya? Kartu apa donk?
Eneng : Kartu cinta eneng bang, sinyalnya paling kuat dan mampu menjangkau kemana aja abang pergi

Eneng : Bang, bentar lagi eneng mau ulang tahun. Abang jangan lupa kasih kado ya
Abang : Iya donk, eneng mau hadiah apa?
Eneng : Eneng pengen abang kasih buku
Abang : Aahh gampang itu, neng pengen buku apa?
Eneng : Eneng pengen buku nikah kita bang
Abang : jiaaaaah abang ditodong

Apa yang bikin ga asyik tinggal di Jepang?

Setelah kemaren gue posting yang asik-asik, sekarang gue mau posting yang ga asik dari Jepang. Dan sekali lagi gue tegaskan  bahwa ini versi gue yaa.

1.    Biaya hidup tinggi
Kebetulan gue kuliah di daerah Tokyo yang udah terkenal dengan biaya hidupnya yang tinggi. Sebagai mahasiswa yang hidupnya bergantung kepada kiriman beasiswa,maka  mau ga mau harus pintar untuk berhemat. Mana kiriman sering telat lagi datangnya.  Menambah suasana semakin dramatis dan horror saja . Jadi demi bisa berhemat dengan uang beasiswa yang pas-pasan itu, gue putuskan tinggal di daerah Saitama. Gw rela deh musti nempuh perjalanan 1,5 jam dari apato ke kampus demi memotong pengeluaran untuk sewa apato. Trus ga bisa juga untuk jajan seenaknya di restoran setiap saat kayak di Indonesia karena ya mahal. Jadi mending masak sendiri trus bawa bekal. Orang jepang juga begitu loh. Ga heran lah kalo ngeliat bapak-bapak pake jas tapi nenteng tas bekal ke kantor. Dan yang paling bikin sakit di dompet itu adalah ongkos kendaraan umum. Mehong boook. Tiap hitung pengeluaran sepulang dari jalan-jalan pasti bawaannya pengen cakar-cakar tembok. Menangis meratapi dompet yang menipis hanya gara-gara jalan di sekitaran Tokyo doank

2.    Kaku
Sebagai penikmat komik, bayangan gue mengenai orang Jepang sebelum kesini adalah ekspresif seperti di komik. Yang udah pernah baca komik Jepang pasti tau lah ya gimana lebaynya ekspresi tokoh komiknya. Nangis aja, air matanya ampe mengalir kayak sungai hahahahah. Tapi pas nyampe kesini, buyarlah itu imajinasi gue. Ternyata mereka kaku sekali donk. Mereka baru ekspresif kalo udah mabok hehehehe. Gue tuh suka heran kalo liat mbak-mbak resepsionis disini bisa duduk tegak posisi sempurna dengan ekspresi lempeng. Apa ga pegel dan bosan? Gue kadang ngerasa mereka seperti robot aja.  Kalo ngobrol ama temen kampus yang Jepang, gue jadi sungkan dan ga lepas. Beda kalo pas ngobrol ama international student, gue bisa lepas aja gitu hahahihi. Ya kalo orangnya kaku begitu, kita kan sungkan juga kan kalo mau becanda. Mereka kaku begitu mungkin karena ingin jaga image a.k.a  jaim. Padahal gue yakin, dalam hati mereka pengen juga bisa bebas berekpresi. Jadi bisa aja yang digambarkan di komik itu adalah keinginan terpendam masyarakat Jepang namun susah mereka realisasikan di dunia nyata hahahaha. Mungkin mereka takut terlihat ga berwibawa dan ga serius. Ada sih beberapa temen Jepang yang asik becanda, tapi ya itu karena mereka dah sering ke luar negeri.  Tapi lucunya, ada temen Jepang yang ampe nanya pas ngeliat temen gue itu ngobrol asik dan becanda gila. Orang itu nanya, “dia beneran orang Jepang ya?”. Astaga maaak..segitu anehkah bagi mereka ngeliat orang Jepang yang fleksible .

3.    Tertutup
Nah selain kaku dan jaim, mereka ini tertutup juga. Apalagi ama orang asing ya. Kalo orang Indonesia kan kalo ngeliat bule malah di deketin ya. Bahkan artis aja mepet-mepet minta dipacarin hahahahaha. Tapi kalo orang Jepang, prefer untuk menghindar. Trus ga gampang untuk kita bisa main ke rumah orang Jepang. Kecuali kalo dah deket banget dan dipercaya. Karena rumah bagi mereka itu area private. Ada tuh temen yang istrinya orang Jepang. Pas gue  undang main ke apato, dia sungkan gitu awalnya. Dia sering bilang, “ga apa2?” atau “ga ngerepotin?”.  Beda ama kita yang malah seneng kalo ada temen yang main ke rumah atau sebaliknya.

4.    Ga bisa berisik
Ini sumpah ga asik banget. Kalo di Indonesia, di kendaraan umum kita bebas aja kan ya mau ngobrol ama temen. Ketawa ketiwi tanpa perlu khawatir ada orang yang merasa terganggu. Nah kalo disini ga bisa. Kegiatan orang Jepang kalo di kendaraan umum adalah main HP, tidur, atau baca buku. Jarang ada yang ngobrol. Kalo pun ngobrol harus bisik-bisik. HP pun musti di silent. Trus sebisa mungkin jangan nerima telepon di kendaraan umum. kalo terpaksa, maka sekali lagi harus bisik-bisik. Kalo ga gitu, ya siap-siap aja diliatin dengan pandangan ga enak . Bahkan denger suara anak kecil nangis aja, kerasa loh aura mereka ga sukanya. Kalo sebentar aja nangisnya masih toleran, tapi kalo lama gitu, gue bisa melihat ekspresi mereka merasa terganggu. Dalam bayangan gue, di hati mereka bilang “iih itu orang tuanya ga becus deh, masak ga bisa tenangin anaknya..berisik tauuu”. Trus di apato pun begitu. Apalagi tetangga gue kebanyakan kakek nenek, jadi ya harus menjaga ketenangan.  Mati gaya daaah .

5.    Kurang hidup
Hidup disini memang nyaman ya. Tapi entah kenapa gue ngerasa kayak ada yang kurang. Rasanya tuh kurang hidup aja. Ya mungkin karena serba kaku, jaim dan tenang gitu kali ya. Aaah gue kangen dengan segala kedinamisan Indonesia yang bikin semuanya tampak hidup hahahaha.  Gue juga ngerasa ikatan emosi antar manusia disini tuh sangat kurang. Ga heran kalo mereka jadi gampang stress dan kemudian bunuh diri. Karena menurut gue, ikatan perasaan dengan pasangan, keluarga, teman dan lingkungan itulah yang bikin hidup lebih hidup

Ya itulah pendapat gue mengenai hal-hal  yang bikin ga asyik tinggal di Jepang. Yang bikin gue selalu kangen Indonesia. karena bagi gue, sebaik-baiknya tinggal negara orang tetap tidak akan bisa menggantikan nyamannya rumah sendiri. Seperti kata pepatah “Hujan emas di negeri orang, hujan batu di negeri sendiri, baik juga di negeri sendiri”.

Tapi gue tetap harus bersyukur karena Allah SWT memberi kesempatan gue kesini. Banyak pengalaman berharga yang didapat. Semoga bisa menjadikan gue sebagai pribadi yang lebih baik dan bermanfaat bagi sekitar..aamiin

Rabu, 04 Maret 2015

Puisi #2 : Teruntuk Kakanda

Dear Kakanda,

Pagi ini adinda menengok kotak pos
Ternyata ada surat dari kakanda
Adinda tercekat membaca surat terakhir kakanda
Dimana kakanda mempertanyakan kapan adinda kembali
Dan sampai kapan kakanda harus menunggu

Jawabnya, entahlah kakanda
Adinda tak yakin bisa kembali dalam waktu dekat
Suasananya masih hiruk pikuk dan tak aman
Adinda takut

Sungguh adinda merasa bersalah pada kakanda
Karena meminta kakanda menunggu
Padahal adinda tau, menunggu sesuatu yang tidak jelas pasti sangat menyiksa
Entahlah kakanda
Adinda bingung harus berkata apa
Disatu sisi, adinda sangat berharap kakanda selalu meluangkan ruang hatinya untuk adinda
Tapi disisi lain, adinda tak bisa menjanjikan kapan pastinya akan kembali
Jadi betapa egoisnya  adinda jika harus selalu meminta kakanda menunggu adinda

Sekarang,
Semua terserah kakanda
Adinda serahkan segala keputusan pada kakanda
Apakah tetap menunggu dalam ketidakpastian
Ataukah memutuskan melupakan adinda
Dan membuka lembaran baru

Tapi yang jelas
Adinda disini akan tetap merawat benih apel pohon kita
Adinda juga akan selalu membaca ulang puisi-puisi indah dari kakanda setiap malam
Dan akan terus berdoa semoga dewa hujan dan bintang kecil selalu menjaga pohon apel pertama kita disana

Kakanda,
Saat ini adinda hanya bisa menatap kakanda dari kejauhan
Hanya bisa terpaku, terdiam tanpa bisa berbuat apa-apa
Adinda tak punya kuasa untuk berlari menemui kakanda disana
Yang bisa adinda lakukan saat ini hanya merajut asa disini
Asa untuk tetap menjadi adinda bagi seorang kakanda
Asa untuk selalu ada dihati dan pikiran kakanda
Tapi adinda tau
Adinda tak boleh menjadi sosok yang egois
Karena mencintai adalah perihal memberi bukan menuntut

Kakanda,
Saat ini, perasaan rindu, sedih, dan takut bercampur aduk dalam diri adinda
Sungguh adinda takut…takut kehilangan kakanda
Takut dilupakan kakanda
Hanya dengan membayangkannya saja
Ada rasa sakit yang diam-diam menyelinap ke sudut hati ini

Andai saja kakanda bisa menyusul kesini, itu pintaku
Tapi sekali lagi, adinda tak mau menjadi sosok yang egois
Adinda tak mau menuntut banyak kepada kakanda
Namun yang perlu kakanda ketahui bahwa
Disini adinda akan tetap menjaga nama kakanda yang tertulis indah di hati ini
Dan tetap setia menyampaikan salam rindu dan cinta melalui bintang kecil untuk kakanda seorang


Tertanda

Adinda yang mencintaimu


Image location : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsUQQFgi280sj2xtuZw-tPUBj5LrkM0Wi-FYxPF2hX9YFiq-27bG-AbtIH_yzfwKUlA23YXa9vwckF0l2OgBFtC7MN9pl50JQuQfU8Gm9qWEu-mqCY372a0rEP2ISdzJX3BQulzDZ8-Njt/s1600/I+miss+you+and+i+am+crying.jpg

Apa yang bikin asyik tinggal di Jepang?

Alhamdulillah, gue diberi kesempatan untuk bisa merasakan tinggal sementara di Negara impian gue sejak dulu. Sebagai pencinta komik, tentulah hasrat gue untuk berkunjung ke Jepang sangat tinggi. Dan setelah perjuangan yang lumayan berdarah-darah, akhirnya sampailah gue disini. Sebagai orang yang sudah hampir 2 tahun disini (sebentar lagi pulang yeeaaaa), maka gue pengen sharing tentang apa aja yang bikin asyik tinggal disini dalam versi gue tentunya hehehehe.

1.    Bersih
Kesan pertama gue waktu pertama kali menginjakkan kaki di Bandara Narita adalah “waaah bersihnyaa”. Dimana-mana memang bersih disini. Langit pun cerah pertanda tidak ada polusi. Saking bersihnya, ketika ada satu sampah yang nyasar di jalan, pasti akan langsung keliatan. Ga heran sih ya karena memang masyarakatnya disiplin untuk membuang sampah pada tempatnya. Kalo abis melakukan aktivitas di tempat umum, sebelum pergi pasti mereka akan otomatis membersihkan tempatnya dulu. Ga pergi begitu aja dan berharap ada petugas sampah yang nyapuin atau kebawa angin dan air hujan hehehehe. Pemerintah pun mengelola sampah dengan baik. Sebelum kita membuang sampah rumah tangga, diwajibkan memilahnya terlebih dahulu dan dibuang sesuai dengan jenis tempat sampahnya.  Kolaborasi yang apik antara masyarakat dan pemerintah membuat jepang menjadi tempat yang bersih untuk ditinggali

2.    Tertib
Orang jepang memang terkenal disiplin ya. Tertib dalam segala hal. Ga heran kalo kita melihat antrian yang rapi dimana-mana. Di depan lift, di depan pintu kereta, di toilet, di restoran, di escalator, dan bahkan nonton konser pun rapi loh hahahaha. Ngomong-ngomong soal escalator, disini ada aturannya kalo mau naik escalator. Kalo kita ga buru-buru alias santai saja maka berdirilah di sebelah kiri. Sedangkan di sebelah kanan diluangkan untuk orang yang lagi buru-buru atau pengen lari. Biasanya kalo yang mau ngejer kereta hahahaha. Dan hampir semua serba tepat waktu disini. Seperti jadwal kereta, pas datang dan sampai sesuai jadwal. Kalo pun ada keterlambatan bakal ada pengumuman berapa menit telatnya. Dan bener donk telatnya memang sesuai dengan yang di umumkan. Jadi enaknya, kita bisa mengukur dengan pas lama perjalanan kita. Kalo lagi janjian ama temen, bisa deh kita kasih tau angka yang pas kapan kita nyampe. Ya kecuali kalo tiba-tba ada kejadian mendadak yang bikin kacau jadwal kereta seperti ada yang loncat bunuh diri ke rel kereta.

3.    Aman
Aman merupakan alasan lain kenapa Jepang asik untuk di kunjungi. Walau di dalam kereta dempet-dempetan pas jam sibuk, kita ga perlu was-was bakal ada copet. Pulang tengah malam pun tetap merasa aman. Gue beberapa kali karena kegiatan kampus atau keasikan main harus pulang tengah malam, walau harus jalan kaki lumayan jauh dari stasiun tapi gue merasa aman aja sih. Paling yang gue takuti adalah kalo tiba-tiba muncul sadako di belakang gue . Disini juga banyak bertebaran cctv ditempat yang tidak kita duga, jadi yaa hati-hati aja kalo mau berniat macam-macam. Kan ga lucu kalo tiba-tiba ada gambar kita terpampang cantik di papan pengumuman buronan.

4.    Infrastruktur yang oke
Hal ini tentu tidak mengherankan ya, mengingat Jepang merupakan Negara maju. Yang bikin gue salut adalah perhatian pemerintahnya terhadap penyandang disabilitas. Contohnya, disediakan tombol lift yang gampang dipencet pengguna kursi roda, dimana-mana tersedia petunjuk menggunakan huruf braille seperti di pegangan tangga dan di lift. Jika ada pengguna kursi roda yang hendak naik dan turun kendaraan umum, pasti petugasnya dengan sigap menolong. Selain itu, karena Jepang terkenal dengan gempanya. Dimana setiap bulan selalu langganan gempa maka bangunan disini memang telah dibikin tahan gempa. Jadi kalo lagi gempa, yang aman ya insya Allah di dalam rumah. Jadi ga usah panik lalu lari keluar rumah. 

5.    Ga rese 
Nah ini yang paling gue suka. Kita ga perlu khawatir untuk terlihat aneh karena orang-orang sini cuek alias ga rese. Mereka sih ga terlalu peduli ama atribut keagamaan. Berdasarkan pengalaman pribagi gw, aman-aman aja tuh pake kerudung disini. Malah ada juga orang local yang nyangka gw lagi pake cosplay. Ampe pernah ngajak photo bareng segala hahahahah. Lagian remaja disini juga banyak yang dandan lebih aneh. Warna rambut mencolok dan make-up yang tidak biasa . Jadi ya mau berpenampilan seperti apapun juga ga akan di rese-in. Dan kalo pun kita harus sholat di tempat umum, misal di stasiun, pojokan mall, di taman, dll maka tetap merasa tenang. Karena ga akan ada yang usil atau dijadikan bahan tontonan. Paing mereka liat sekilas trus berlalu pergi tak peduli hahahahaha.




Ini photo mall deket tempat gue tinggal. Bersih kan. Dan coba liat itu trotoar untuk pejalan kaki dan pengendara sepeda, luasnya hampir sama ama jalan untuk mobil.



Ini photo lingkungan apartemen gue tinggal. Asri dan nyaman kan. Dan itu lagi ada perbaikan taman tapi tetap dijaga kerapian dengan memberi pagar pembatas dan rambu petunjuk. 





Nah secara garis besar, hal-hal tadi yang bikin asyik tinggal di sini menurut gue. Besok insya Allah gue posting hal sebaliknya ya. 

Sekian dulu teman-teman

Selasa, 03 Maret 2015

Puisi #1 : Teruntuk Kakanda

Dear Kakanda,

Setelah perjalanan panjang,
Akhirnya adinda sampai di tempat baru
Sebuah tempat di mana akan menjadi rumah baru adinda
Lingkungannya nyaman sekali kakanda
Walau adinda belum kenal betul dengan para tetangga,
Tapi sekilas sepertinya mereka ramah

Kakanda,
Entah berapa lama terakhir kita berpisah di stasiun kereta
Adinda tak sanggup menghitung waktunya
Karena rasanya telah lama sekali
Tapi adinda masih bisa merasakan bagaimana hangatnya pelukan kakanda

Tahukah kakanda,
Setiap malam adinda selalu membaca kembali puisi-puisi indah kakanda
Walau sudah tak terhitung berapa kali adinda membacanya
Tapi tetap saja berhasil membuat adinda tersipu malu
Ada rasa hangat yang menyusup ke hati ini

Kakanda,
Semalam adinda menatap sebuah bintang kecil di langit
Adinda yakin, itu adalah bintang kecil yang selalu menjaga pohon apel kita
Tanpa sadar air mata adinda jatuh
Sungguh adinda merindukan kakanda dan juga pohon apel kita nun jauh di sana
Adinda harap, dewa hujan menjalankan tugasnya dengan baik
Sehingga dia tak lupa menyiram pohon apel kita supaya senantiasa rimbun

Oiya kakanda,
Sebelum adinda pergi
Adinda tak lupa membawa benih apel dari pohon kita
Adinda sudah menanamnya di halaman rumah baru adinda
Semoga saja benih ini tumbuh dengan baik karena adinda merawatnya dengan sepenuh hati
Ini dinda lakukan demi mengobati rasa rindu yang semakin dalam
Dengan menanam benih apel itu, adinda akan tetap merasakan kehadiran kakanda disini
Sungguh adinda tak sabar menunggunya tumbuh besar
Jadi jika suatu saat kakanda menyempatkan diri datang kesini
Kita bisa bersenda gurau di bawah pohon apel kedua kita
Semoga saat itu segera tiba




Tertanda

Adinda yang selalu merindu





Image location : http://us.cdn1.123rf.com/168nwm/beta757/beta7571408/beta757140800064/31100799-vector-apple-tree-growing-from-apple-isolated-on-white-background.jpg